Home

Asuransi Itu Sejenis MLM atau Money Game

Sesungguhnya model bisnis asuransi di Indonesia jauh lebih mirip seperti bisnis jaringan distribusi atau franchise di bidang jasa. Bukan multi level yang umum, apalagi menjurus ke model money game atau skema ponzi.

Mengapa demikian? Karena ketika seseorang masuk ke dunia asuransi sebagai calon leader sama sekali tidak ada kewajiban membeli produk asuransi tertentu. Baik melalui leadernya atau dirinya sendiri. Serta tidak perlu melakukan investasi uang apapun. Paling-paling hanya membayar biaya lisensi AAJI saja. Calon leader mendapatkan hasil adalah murni karena dia memiliki calon nasabah yang tepat dan dibantu oleh leadernya dalam presentasi, penjelasan produk, mengatasi keberatan dan closing di tahap awal-awal.

Sehingga nasabah paham dan akhirnya membuka polis asuransi dengan cara yang baik dan benar. Jika beliau mencapai omset target tertentu, maka dia akan mendapatkan bonus tambahan. Hebatnya di bisnis asuransi khususnya sistem agency adalah ketika seorang calon leader khususnya dari mantan manajerial profesional atau wirausaha, bisa melakukan rekrutmen membangun tim sejak resmi mendapatkan lisensi.

Jika tim di bawahnya sukses mendapatkan omset tertentu bahkan andaikata dirinya sama sekali tidak ada penjualan pun, maka beliau bisa dipromosi ke jenjang leader sebagai AAD atau Associate Agency Director dalam semesteran di Januari atau di Juli.

Tentu harus memiliki syarat dan ketentuan tertentu. Ketika sudah menjadi seorang AAD berapapun omset timnya termasuk penjualan pribadi, beliau akan dibayar yang namanya OR atau overriding atau persenan atas omset unitnya.

Di semesteran berikutnya jika omset unitnya mencapai target untuk dipromosi menjadi AD atau Agency Director, maka berikutnya dirinya akan dibayar OR dengan persentase yang lebih tinggi. Disaat yang sama, anggota timnya juga sukses membangun tim dan bisa berdiri sendiri hingga menjadi sebuah grup AD. Maka di tahun-tahun berikutnya dia akan dibayar berupa royalti atas omset group. Dan sistem royalti ini bisa sampai 6 keturunan AD di bawah. Berkembang terus dan autopilot. Jika tiba-tiba dirinya dipanggil Tuhan ke atas, bisnisnya bisa diwariskan ke pasangan atau anak di atas 18 tahun.

Sebaliknya di dunia multi level secara umum kebanyakan adalah ketika seseorang bisa dapatkan hasil adalah orang itu membeli produk dengan harga diskon tertentu. Semakin tinggi posisinya maka dia akan mendapatkan diskon yang jauh lebih besar. Sebaliknya orang yang ikut di bawahnya akan mendapatkan diskon yang jauh lebih kecil. Sementara di money game murni model bisnisnya adalah permainan menang kalah. Yang diatas mendapatkan bagian uang dari pendaftaran member get member di bawahnya.

Umumnya tidak ada produk yang benar-benar berkualitas yang dijual. Jika suatu saat yang dibawa sudah tinggal sangat sedikit anggotanya yang mau join. Maka pembayaran akan mulai susah dan akhirnya bubar hilang entah kemana.  Masih banyak lagi sisi perbedaan yang tidak sempat saya jelaskan satu persatu disini. Mudah-mudahan bisa dijelaskan di kesempatan lain.

Jadi jelas ya, ini hanya sebuah mitos bukan fakta sesungguhnya di dalam bisnis kami

Related Post

Jadi Leader Mengurusi Agen Itu Sangat Memusingkan

Pada umumnya banyak orang yang join di industri ini melakukan rekrutmen sembarangan. Biasanya menghadapi kepusingan menghadapi agen yang sangat banyak. Tetapi hal ini terjadi bukan kesalahan siapa-siapa. Ini adalah kesalahan sang leader sendiri yang asal merekrut banyak orang dengan beragam kemampuan yang umumnya jauh lebih banyak yang dibawa standar. Model rekrutmen kuantitatif sapu jagat pasti

Image Profesi Agen Asuransi Kurang Bagus

Tidak dipungkiri apa yang dialami dan dipersepsikan oleh sebagian masyarakat, terkait dengan image kurang bagusnya seorang agen asuransi memang ada di lapangan hingga saat ini. Karena ada sejumlah oknum asuransi yang ketika masuk ke industri ini, hanya semata-mata bertujuan mengejar keuntungan diri dan abaikan profesionalisme. Tetapi sesungguhnya ada banyak juga agen yang profesional dan bekerja

Saya Tidak Pandai Bicara Tidak Cocok Jadi Agen Asuransi

Sesungguhnya di industri kami, semakin tinggi pangsa pasarnya. Kami tidak membutuhkan orang yang terlalu pintar berbicara. Tetapi justru orang yang pintar mendengarkan dengan teliti dan tulus. Kemudian secara cerdas mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka dan tertutup yang tepat kepada calon nasabah atau calon leader. Sebuah penerapan dari konsep coaching dalam bisnis. Apa yang dimaksud dengan pertanyaan terbuka?