Home

Orang Indonesia Sudah Banyak Punya Polis

Sesungguhnya di Indonesia banyak orang tidak tahu bahwa setelah masa puncak pandemi, orang Indonesia yang punya asuransi secara pribadi adalah hanya sekitar 21,9 juta atau hanya 8% dari total 270 juta warga negara Indonesia. Bahkan Prudential yang konon adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia dan sudah berdiri selama 27 tahun, hanya memiliki sekitar dua setengah juta nasabah saja. Artinya hanya sekitar 0,93% saja jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 270 juta. Itu adalah data dari AAJI Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia dan Prudential sejak masa new normal.

Sebelum masa pandemi konon nasabah asuransi Indonesia hanya sekitar 6% saja, ketika terjadi pandemi dalam 2 tahun terakhir ini terjadi penurunan yang cukup drastis akibat kemampuan finansial sehingga banyak orang tutup polis atau lapsed polisnya. Tapi setelah pandemi justru pelan-pelan menaik menjadi 8%, artinya kesadaran masyarakat meningkat signifikan dibandingkan masa sebelumnya. Dari segi umur sejumlah 21,9 juta orang Indonesia itu termasuk apa saja sih? Anak-anak, anak muda, orang dewasa, orang tua atau bahkan orang yang sudah sangat tua.

Jika ditinjau dari profesi ada yang balita, pelajar, mahasiswa, pekerja, direksi, PNS, profesional, pebisnis, pensiunan, ibu rumah tangga dan lainnya. Sementara pangsa pasar yang kami fokus adalah segmen dari kelas menengah ke atas, dimana tentu fokus kami adalah pangsa pasar yang secara finansial tidak terpengaruh atau bahkan yang bisnisnya justru sangat dibutuhkan selama pandemi covid-19. Ada sisi sangat menarik selama 20 tahun kami berkarya di industri asuransi jiwa di Indonesia.

Dari pengalaman kami dalam mereview polis-polis kalangan kelas menengah ke atas selama ini, berdasarkan pengalaman empiris hampir 90-95% nasabah Indonesia, hanya terproteksi di bawah standar kualitas hidupnya. Bahkan ada sejumlah kecil nasabah yang walaupun punya kuantitas atau jumlah polis banyak tapi secara kualitas atau nilai keseluruhan uang pertanggungan masih jauh dibawah standar kebutuhan yang sesungguhnya. Mengapa hal ini terjadi? Karena kesadaran atas kegunaan proteksi asuransi masih rendah. Dan umumnya menganggap asuransi semata-mata untuk kesehatan bukan untuk yang lain.

Oleh karena itu pangsa pasar proteksi asuransi khususnya kelas menengah dan atas masih sangat besar di Indonesia. Khususnya untuk proteksi income, proteksi nilai bisnis, proteksi nilai bisnis partnership,  proteksi key person, proteksi utang, proteksi warisan dan dana abadi. Mungkin istilah-istilah ini tidak terlalu familiar buat Anda, tapi ini adalah istilah-istilah yang sangat populer untuk kalangan market kelas menengah ke atas di kalangan tertentu di Indonesia dan di luar negeri.

Jadi terkait dengan mitos bahwa banyak orang Indonesia sudah punya banyak polis asuransi adalah tidak benar. Ini sungguh hanya sebuah mitos bukan fakta sebenarnya

Related Post

Semakin Lama Bisnis Asuransi Semakin Sibuk Ngurusin Nasabah

Sesungguhnya jika seseorang yang masuk ke dunia asuransi, dia hanya fokus kepada penjualan pribadi saja dan semuanya dikerjakan sendiri tanpa dibantu asisten handal untuk mengurus semua nasabahnya, tentu itu akan menjadi masalah. Faktanya dia pasti sangat sibuk sekali. Sesungguhnya orang yang profesional dan sukses di dunia asuransi, pasti bukan menjadi seorang pekerja one man show

Saya Tidak Pandai Bergaul Tidak Banyak Prospek Nasabah

Sesungguhnya orang yang tidak pandai bergaul di masa lalu, memang mempunyai pekerjaan rumah yang lebih banyak daripada teman-teman lainnya yang pandai bergaul. Tetapi bukan berarti sebuah kartu mati bahwa orang yang tidak memiliki kemampuan bergaul, tidak bisa sukses di industri ini. Sebagai info di industri kami dikenal ada tiga lingkaran sumber nasabah atau tim. Yang

Bekerja di Dunia Asuransi Akan Kehilangan Banyak Teman

Pada prinsipnya jika seseorang masuk ke dunia asuransi atau dunia penjualan atau sales, di mana dirinya tidak mau belajar dan merubah perilakunya sehingga melakukan proses penjualan yang sangat vulgar, dengan cara menodong orang lain membeli segera atau menawarkan orang secara terus-menerus maka kondisi ini tentu akan membuat orang trauma atau jengkel. Hingga menghindari terhadap orang