Tut Wuri Handayani – di belakang kita harus memberi arahan dan dorongan
Pengertian semboyan
Dalam rangka memahami konsep leadership Tut Wuri Handayani, tentu kita perlu memahami semboyan yang terakhir juga. Kali ini kita akan membahas semboyan ketiga yakni Tut Wuri Handayani – di belakang kita harus memberi arahan maupun dorongan. Semboyan ini memiliki makna ketika kita menjadi pemimpin besar, posisi terpenting kita adalah berada di belakang untuk memberikan arahan atau dorongan agar calon-calon pemimpin kita siap mengambil inisiasi dan eksekusi atas semua proses esensial dalam bisnis, dunia kerja atau organisasi.
Bisa diterapkan di berbagai bidang atau sektor. Konsep kepemimpinan dalam semboyan Tut Wuri Handayani dapat diterapkan di berbagai bidang, baik di bisnis, dunia kerja, organisasi dan bidang lainnya tanpa terkekang oleh waktu dan ruang baik di masa kini maupun di masa depan. Dengan menerapkan konsep kepemimpinan Tut Wuri Handayani, kita pun dapat memimpin dari belakang dengan memberikan arahan dan dorongan kepada tim untuk terus berkarya dan berkembang serta mencapai tujuan akhir. Keberadaan kita walaupun di belakang akan meningkatkan kepercayaan tim untuk belajar dan praktek memimpin tim dalam arti yang sesungguhnya
Contoh kasus di dunia bisnis
Sebagai pemimpin bisnis kita terkadang cenderung suka mengambil peran yang berada di depan. Sesungguhnya itu wajar saja, tetapi jika kita mau menciptakan regenerasi dalam kepemimpinan bisnis maka kita harus mulai sering berada di belakang dan lebih banyak memberikan arahan dan dorongan saja. Kuncinya keberadaan kita di belakang adalah agar para calon pemimpin generasi penerus bisa berperan dalam mengambil keputusan-keputusan strategis bisnis dengan inisiasi dan pertimbangan matangnya. Tentu saja dalam tahapan ini satu dua kesalahan mungkin akan terjadi, tapi ini adalah harga yang harus dibayar jika kita mau melahirkan pemimpin baru
Contoh kasus di dunia kerja
Sebagai pemimpin di dunia kerja sangat penting bagi kita untuk memberikan kesempatan bawahan kita untuk menunjukkan jiwa kepemimpinannya. Oleh karena itu kita bisa memberikan peran yang cukup banyak agar bawahan kita memiliki jiwa kepemimpinan bisa mengambil peran, misalnya saat memimpin rapat, memimpin proyek-proyek kecil atau memimpin kunjungan kerja dan lainnya. Dengan jiwa sebagai pembimbing maka kita bisa menciptakan generasi penerus untuk menggantikan posisi kita.
Ketika di suatu kesempatan kita mendapat tugas baru dari atasan kita atau pemilik untuk memimpin posisi yang lebih tinggi atau bahkan pemimpin divisi yang baru sama sekali organisasi yang kita oimpin sudah siap disukseskan kepada salah satu anggota tim terhandal \
Contoh kasus di dunia organisasi
Sebagai pemimpin di organisasi biasanya masa tugasnya adalah dalam merentang waktu 3-4 tahun. Oleh karena itu regenerasi adalah suatu keniscayaan. Dengan demikian kita bukan saja bertugas memimpin organisasi saja tetapi kita juga berperan menciptakan pemimpin baru yang bisa menjalankan tugas kepemimpinan di periode berikutnya.
Jika kita mau organisasi yang kita pimpin bisa berkembang semakin pesat maka penerus kita seharusnya memiliki kemampuan yang lebih baik dari kita. Ini akan menjadi kebanggaan bagi kita bahwa kita berhasil dalam kaderisasi kepemimpinan baru
KESIMPULAN
Semboyan Tut Wuri Handayani haruslah menjadi pelengkap tertinggi dalam konteks Trilogi budaya hidup kepemimpinan kita. Baik sebaiknya individu di keluarga maupun sebagai pemimpin di masa depan. Keputusan kita untuk mengembangkan semboyan leadership ini adalah menjadi seorang pemimpin yang lebih banyak berperan mengarahkan dan memberikan dorongan agar kader-kader terbaik bisa mengambil peran dalam praktek kepemimpinan, sebelum tongkat kepemimpinan kita serahkan pada mereka. Baik dalam dunia bisnis, dunia kerja, organisasi maupun lainnya
Nah Anda mendapatkan manfaat dari apa yang saya sampaikan? Mantap! Silahkan like dan follow IG saya masih banyak materi yang bagus akan saya bahas di episode berikutnya maupun yang telah dibahas di episode-episode sebelum