Pengikut pasar atau pemimpin pasar? Mana pola pikir yang perlu dimiliki wirausaha?
Apa itu pola pikir pengikut pasar?
Tipikal umum orang yang berpola pikir pengikut pasar, dalam berwirausaha adalah ketika berbisnis hanya mengikuti trend pasar yang ada. Mana yang sedang happening dia ikuti.Ttipikal ini bisa bagus atau tidak adalah terletak pada kejelian saat mengikuti trend pasarnya aja. Uniknya bahkan ada perusahaan besar yang justru pakai tren ini sebagai strategi bisnisnya.
Contoh kasus pola pikir pengikut pasar
Contoh positifnya ada salah satu perusahaan papan atas yang pada umumnya menjadi pengikut pasar, mereka tidak mau repot-repot dan berdarah-darah menghabiskan banyak biaya untuk riset dan jadi pionir. Tetapi pada saat ada bisnis kecil yang sukses dari sebagian besar bisnis yang gagal maka mereka akan mulai lirik dan masuk dengan konsep ATM Amati Tiru Modifikasi, akhirnya justru mereka yang akan kuasai pangsa pasar secara besar-besaran selanjutnya.
Sebaliknya contoh negatifnya banyak pebisnis pemula mengikuti trend pasar yang sedang diikuti banyak orang hanya karena cara pemasarannya yang kadang-kadang rada unik tapi fundamental bisnisnya terutama produknya tidak kuat. Akibatnya bisnis bisa jadi hanya melejit beberapa waktu terkadang hanya bertahan beberapa bulan atau 1 tahunan, berikutnya omset turun drastis dan akhirnya bangkrut
Apa itu pola pikir pemimpin pasar?
Tipikal orang yang terapkan pola pikir pemimpin pasar dalam berwirausaha selalu mencari ceruk pasar yang belum digarap oleh wirausaha lain. Sesungguhnya tipikal wirausaha ini memiliki jiwa pionir, tetapi merintis sebuah bisnis yang benar-benar baru memerlukan modal dan usaha yang sangat besar serta waktu yang lama. Ini yang seringkali dialami oleh para pebisnis baru menjalankan bisnis startup.
Contoh kasus pola pikir pemimpin pasar
Contoh positifnya ada sejumlah wirausaha merintis perusahaan kecil yang punya impian menjadi pionir di pasar akhirnya bisa berkembang menjadi perusahaan startup unicorn atau bahkan decacorn saat ini diantaranya ada Gojek, Tokopedia dan lainnya. Tetapi memang perlu perjuangan yang sangat amat besar dan berliku. Bahkan saat ini pun masih terus berjuang.
Sebaliknya contoh negatifnya banyak wirausaha baru yang punya impian menjadi pionir di pasar akhirnya menghabiskan banyak modal dan usaha. Bukan artinya tidak bisa sukses tetapi modalnya harus benar-benar besar dan berusaha yang luar biasa. Contoh buktinya kita sering mendengar banyak perusahaan startup yang membesar bahkan hingga sekelas unicorn pun akhirnya tutup karena kehabisan dana, tergilas disrupsi teknologi maupun kalah bersaing.
Mana yang lebih baik? Kembali lagi ke diri kita sendiri apakah kita ada ide bisnis yang brilian, sangat unik dan dibutuhkan dalam jangka lama? Adakah sumber daya yang besar yang mungkin bisa diraih di luar sana? Siapkah kita berdarah-darah dan menghadapi resiko besar bahkan hadapi kebangkrutan? Jika ya silahkan jika tidak, mungkin lebih baik kita jadi pengikut saja. Tetapi tidak masuk ke jebakan FOMO ya atau Fear of Missing Out yang akhirnya membuat kita salah pilih bisnis dan merugi. Kita perlu pelajari secara seksama dan teliti setelah temukan lakukan ATM atau amati tiru dan modifikasi sehingga kita bisa sukses dan terhindar dari berbagai kesalahan fatal yang tidak perlu
NASEHAT BIJAK
Mungkin ini bukan saran yang paling ideal tetapi bisa selamatkan banyak wirausaha pemula dan sumber daya serta waktunya. Maksudnya gimana? Terkadang lebih baik jadi pengikut dulu dengan menjadi partnership dari perusahaan besar yang brand nya sudah bagus dan manajemennya solid.
Kita jadi pengikut di sana tetapi cara kerja kita lah yang membuat perbedaan sehingga kita bisa menjadi pionir, pemimpin pasar di segmen bisnis tersebut. Ini adalah salah satu jalan tengah terbaik yang tidak banyak resiko. Anda setuju ?