Kerja sendirian atau one man show atau kerja bersama atau kolaborasi? Mana pola pikir yang perlu dimiliki wirausaha?
Apa itu pola pikir kerja sendirian (One Man Show)?
Tipikal umum wirausaha yang diterapkan pola pikir kerja sendirian atau one man show adalah karena kebiasaan dari orang yang berpendirian keras yang lebih senang bekerja dan berpikir sendiri. Serta mau cepat bereaksi, beliau memiliki kepercayaan tinggi dan tidak mudah percaya kepada orang lain serta kurang sabar mendengar pendapat orang lain. Akhirnya harus sibuk bekerja sendirian walaupun ada anak buah yang banyak. Umumnya dia akan bilang : Aduh saya nggak punya waktu
Contoh positif
Seorang wirausaha yang bermental bos atau ego tinggi yang dulunya memulai bisnis dari nol. Sukses karena kepandaian dan kepiawaiannya menjalankan bisnis. Dengan sikap yang keras dan percaya diri yang tinggi akhirnya kurang sabar melakukan rekrutmen dan kaderisasi. Sulit mendengarkan pendapat tim dan cenderung membuat keputusan sendiri. Jika perusahaannya masih kecil kemungkinan kondisi masih bisa dan menguntungkan. Karena semuanya bisa membuat keputusan dengan cepat tanpa prosedural
Contoh negatif
Sebaliknya jika bisnisnya sudah semakin membesar dan menggurita maka sistem kerja akan sangat kompleks. Masalah yang dihadapi akan semakin banyak dan perlu tenaga dan waktu berpikir serta bertindak. Di saat itulah sikap one man show akan ciptakan masalah besar karena setiap anak buah tidak berani membuat keputusan. Akhirnya banyak pekerjaan tertunda dan telat dalam eksekusinya
Apa itu pola pikir kerja bersama (Kolaborasi)?
Tipikal khusus wirausaha yang terapkan pola pikir kerja bersama atau kolaborasi biasanya adalah individu yang lebih memiliki sikap mental kolaboratif yang menyadari adanya kekuatan masing-masing di bidangnya. Jika masing-masing bisa bekerja sama selain bisa bersinergi saling menguatkan kemampuan juga meminimalisir resiko bisnis. Jika ada masalah bisa saling tukar pikiran dan cari solusi bersama
Contoh positif
Wirausaha yang memiliki pola pikir bekerja sama atau kolaboratif umumnya memiliki keahlian tertentu tetapi tidak memiliki keahlian esensi di bidang lain. Misalnya dia ahli dalam pemasaran tetapi lemah di bidang keuangan. Maka sangat bagus jika beliau mendapatkan partner sebidang bisnis tapi kuat di keuangan yang bisa saling melengkapi. Dengan demikian sinergi bisnis bukan saja bisa melipat ganda 2 tetapi bisa melejit sangat cepat dan jauh
Contoh negatif
Sisi negatifnya jika terlalu terburu-buru dan mudah percaya serta bekerjasama tanpa persiapan perjanjian yang jelas dan legal, berpotensi kena masalah di masa depan. Jika partnernya ternyata memiliki karakter jelek dan baru ketahuan belakangan maka bisnis bisa berantakan di tengah jalan. Saat bisnis melejit bisa saja benih-benih perpecahan mulai tumbuh, khususnya jika partner memiliki peran yang lebih besar. Jika merugi akan saling menyalahkan dan tidak mau bertanggung jawab selesaikan kerugian dengan menginjeksi dana
Mana yang lebih baik? Kondisi one man show umumnya bagus jika bisnis masih kecil karena lebih lincah dan cepat membuat keputusan. Tentu juga hasilnya berpotensi bisa lebih besar termasuk kepuasan berkarya. Tetapi seiring bisnis membesar, maka sikap kolaboratif harus muncul secara bijak. Kita tidak bisa lagi bekerja sendirian harus memiliki partner dengan keahlian yang berbeda dalam satu tim manajemen. Jika bisnis makin sukses bisa jadi bisa bekerja sama dengan bisnis yang berbeda saat membuka bisnis baru.
NASEHAT BIJAK
Periksalah karakter kita masing-masing jika bisnis masih kecil masih okelah ego tinggi dan bekerja sendirian tapi mulailah sadar bahwa kolaborasi dan sinergi akan membawa hasil yang jauh lebih baik. Tapi tetap hati-hati dan sabar mencari partner bisnis yang tepat jangan buru-buru. Yang paling berbahaya bukanlah saat kita untung tetapi justru saat bisnis sedang merugi, kolaborasi yang baik akan saling berusaha mempertahankan kapal bisnis. Jika tidak justru menjadi beban yang mempercepat karamnya bisnis. Karena masing-masing hanya mencari keselamatan bagi diri sendiri. Anda setuju?